About Me

Visitors

Flag Counter

Saturday, 31 March 2012

KEGAWATDARURATAN PADA SYOK, FRAKTURE DAN GEGAR OTAK (Makalah)


SYOK PADA BAYI BARU LAHIR
A.    Pendahuluan
Syok adalah gejala klinis yang kompleks yang disebabkan kegagalan fungsi sirkulasi yang bersifat akut dan ditandai dengan perfusi organ dan jaringan yang tidak adekuat. Bila hal tersebut terjadi jumlah o2 dan nutrient juga tidak adekuat untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh dan untuk pembuangan sisa hasil metabolisme sehingga dapat mengakibatkan disfungsi seluler dan akhirnya dapat menyebabkan kematian sel.kegagalan perfusi dapat menyebabkan kegagaln satu organ maupun seluruh tubuh
            Hipotensi sering kali tetapi tidak selalu diikuti oleh syok. Keadaan syok dapat dijumpai pada masa antepartum,inpartum ,dan post partum,meskipun telah dicapai kemajuan dalam penannganan pada BBL,Syok tetap menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang serius dalam kaitanya dengan mekanisme kompleks yang menyertai pada masa transisi janin,BBL dan aspek aspek unik lainya dari BBL

B.     Definisi
Hipotensi adalah bila dijumpai tekanan darah lebih dari standar deviasi harga normal menurut umur.
 Sedangkan yang dimaksud syok adalah gangguan sistem sirkulasi yang terjadi mendadak dan kompleks yang mengakibatkan berkurangnya penyampoaian O2 dan nutrient untuk memenui kebutuhan jaringan dan untuk mengeluarkan sisa sisa metabolisme.
E. Masalah
            Syok dapat mengancam jiwa BBL melalui proses yang cukup panjang yang dapat mengakibatkan kematian atau cacat. Syok dapat diakibatkan berbagai macam penyebab. Masalah yang dapat terjadi antara lain:
1.      Ketidakseimbangan cairan
2.      Perubahan tingkat kesadaran, gangguan respirasi
3.      Gangguan sirkulasi
F. Patofisiologi
            Syok terjadi karena kegagalan perfusi yang patofisiologinya dapt diterangkan sebagai berikut :
 Banyak kasus curah jantung menjadi rendah,pada awal syok terjadi kompensasi berupa vasokonstriksi pembuluh darah regional(kulit,musculoskeletal,sirkulasi splangnikus) mungkin sementara dapat memelihara tekanan darah tetap normal dan aliran darah adekuat ke organ vital. Tetapi apabila syok berlanjut mekanisme kompensasi ini gagal dan kerusakan sel akan terjadi.

Terpeliharanya perfusi jaringan yang adekuat tergantunng dari 3 faktor utama,yaitu :
1.      Curah jantung
2.      Integritas dan terpeliharanya tonus vasomotor pembuluh darah setempat, termasuk arteri, vena, dan pembuluh darah kapiler
3.      Kemampuan darah untuk membawa baha metabolic dan membuang sisa metabolism.

Syok merupakan kelainan yang progresif, tetapi syok secara umum dapat dibagi dalm 3 fase: yakni kompensasi, dekompensasi, dan irreversible. Setiap fase mempunyai karakteristik manifestasi klinikopatologi dan hasil tetepi pada BBL tidak mungkin dibedakan.
Fase tresebut adalah    :
Ø  Kompensasi
Pada syok yang terkompensasi, perfusi organ vital seperti jantung, otak dan kelenjar adrenal diatur oleh reflek simpatetis, yang meningkatkan ketahanan arteri sistemik.
Tanda vital seperti frekuensi jantung, frekuensi napas, tekanan dan suhu tidak terganggu atau terjadi gangguan minimal. Peningkatan sekresi angiotensin dan vasopressin menyebabkan ginjal menyimpan air dan garam,pelepasan katekolamin dan meningkatkan kontraktilitas miokardium dan penurunan aktifitas spontan menurunkan pemakaian oksigen. Tanda klinis pada saat ini adalah pucat, takikardi, kulit perifer lembab dan waktu pengisian kapiler memanjang. Bila mekanisme homeostasis sudah jenuh atau menjadi tidak dekuat untuk memenuhi kebutuhan metabolic jaringan terjadi dekompensasi.
Ø  Dekompensasi
Selama terjadi syok yang tidak terkompensasi, pengiriman oksigen dan nutrisi ke jaringan menjadi sedikit atau tidak mencukupi kebutuhan. Metabolism anaerob menjadi sumber penghasil energy utama dan penghasil energy utama dan produksi asam laktat akan berlebihan yang akan mengakibatkan asidosis metabolic sistemik. Asidosis menurunkan kontratilitas miokardium dan mengganggu respons terhadap katekolamin, sitokinin, xantin oksidase (yang menghasilkan oksigen radikal babas), factor agregasi platelet dan toksin bakteri pada syok septic. Urutan dari perubahan metabolic tersebut makin lama akan menurunkanperfusi jaringan dan fosforilasi oksidatif.
Hasil lebih lanjut dari metabolism anaerob adalah kegagalan pompa natrium-kalium,yang mempertahankan keadaan homeostasis normal, dimana sel berfungsi. Keutuhan endotel kapiler terganggu dan protein plasma bocor, sehingga tekanan onkotik menghilang, dan cairan intravaskuler hilanng keruang ekstravaskuler.
Aliran darah yang lambat dan perubahan kimia pada pembuluh kecil menyebabkan adhesi pleteler dan aktivasi kaskade koagulasi yang akhirnya akan mrnyebabkan perdarahan dan pengosongan volume darah. Secara kllinis gambaran penderita syokyang tmakin menurun,tidak terkkompensasi adalah tekanan darah , capillary refill sangat memanjanng, takikardi, kulit dingin, napas cepat(untuk mengkompensasi asidosis metabolik) dan jumlah urin yang berkurang atau tidak ada jika intervensi efektif tidak dilaksanakan dengan cepat, akan diikuti terjadinya syol yang irreversibel.
Ø  Irreversibel
Diagnosis syok irreversibel sebenarnya retrospective. Organ vital utama seperti,jantung, dan otak mengalami kerusakan yang luas sehingga kematian terjadi daripada terjadi perbaikan sirkulasi yang adekuat. Pengenalan efektif dari syok sangat penting.

Factor risiko    :
a.       Infeksi tali pusat
b.      Abnormalitas plasenta
c.       Hemollisis fetal/neonatal
d.      Perdarahan fetal/neonatal
e.       Infeksi maternal
f.       Anestesi/hipotensi maternal
g.      Asfiksia intrauteri dan atau intra partum
h.      Sepsis neonatorum
i.        Pulmonary air leak syndrome
j.        Over distensi paru saat ventilasi tekanan positif
k.      Aritmia jantung

Penyebab         :
      Hipotensi dan syok pada BBL dapat terjadi karena berbagai macam faktor       ,yaitu  
a.       Hipovolemik
b.      Septic
c.       Reaksi obat
d.      Kardigenik
e.       Neurogenik
f.       Endokrinogenik
Etiologi
a.       Hipovolemia
Penurunan volume sirkulasi darah merupakan penyebab utama syok pada BBL. Penurunan volume darah dapat diakibatkan oleh karena penurunan volume whole blood. Plasma dan ekstra cairan yang diakibatkan oleh berbagai hal         :
1). Perdarahan plasenta
2). Tranfusi feto maternal
3). Donor fetus pada tranfusi feto-fetal
4). Trauma persalinan yang mengakibatkan perdarahan
5). Perdarahan intra cranial
6). Perdarahan intra abdominal
7). Perdarahan paru yang hebat
8). Dehidrasi berat
9). Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebih
b. sepsis dan syok sepsis
mekanisme yang pasti belum jelas. Kemungkinan kombinasi antara factor yang terjadi(seperti endotoksin,dan bakteri,zat vasoaktip yang dikeluarkan seperti serotonin,prostaglandin,histamine dan endorfin) yang mengakibatkan vasodilatasi perifer dengan hipovolemia relative

c. Reaksi obat
Beberapa obat dapat menurunkan tonus vascular atau obat tokolitik termasuk relaksan otot  dan obat anestesi yang telah diberikan kepada ibu(magnesium sulfat)
Obat lain yang diberikan kepada BBL seperti :fentanil,tolazolin,tubocurarine,digitalis,barbiturate dan obat vasodilator lain yang dapat menurunkan tekanan darah.
d.      Syok kardiogenik
Dapat disebabkan berbagai macam penyebab,antara lain       :
1.      Asfiksia intrapartum
2.      Kelainan metabolism(hipoglikemia,hipokalsemia) dapat menyebabkan penurunan curah jantung
3.      Kelainan jantung congenital
4.      Kardiomiopatia
e. Syok neurogenik
Dapat disebabkan karena depresi neonatal seperti trauma kelahran, asfiksia atau perdarahan intracranial.
f. Endocrine
Dapat disebabkana aa karena hal hal berikut
¤ defisiensi 21 hidroksilase komplit
¤ sindrom adrenogenital atau perdarahan adrenal

G. pembagian penyebab syok pada BBL       :
Ø   Syok hipovolemik
Karena kehilangan darah akut atau kehilangan cairan elektrolit
Ø  Syok distributive
Karena sepsis, vasodilator, depresi miokardium atau jejas endotel
Ø  Syok kardiogenik
Disebabkan karena kardiomiopati, gagal jantung, aritmia atau iskemia miokardium
Ø  Syok obstruktif
Disebabkan karena tension pneumotorak atau tanponade jantung. Dapat juga disebabkan karena obstruksi pembuluh balik vena akibat pressure ventilation.
Ø  Syok disosiatif
Disebabkan oleh anemia (yang sudah terjadi sebelumnya)atau meteoglobin.

H. Penegakan diagnosis
·   Pemeriksaan tekanan darah
·   Pengamatan sindrom klinik,yang terdiri dari  :
*      Takikardi
*      Perfusi yang jelek
*      Kutis marmorata
*      Akral dingin,tetapi suhu tubuh normal
*      Denyut nadi yang lemah
*      Gangguan napas :apnea dan takipnea
*      Asidosis metabolic
·   Pengukuran dieresis
Diuresis normal sekitar 2 ml/kg BB/jam sesudah 24 jam pertama. Dalam jam jam pertama dieresis bukan merupakan cara penilaian yang tepat untuk menentukan keadaan syok karena dieresis 0.5-1 ml/kg BB/jam dalam jam jam pertama masih menggambarkan perfusi ginjal yang normal. Dalm keadaan syok diuretic menurun karena penurunan fungsi ginjal.

I. Manifestasi klinik
Slain hipotensi dan takikardi,syndrome syok mempunyai manifestasi pucat, perfusi kulit yang kurang baik, akral dingin, iritabel, letargi atau koma, penurunan dieresis, dan asidosis metabolic. Disfungsi organ akan terjadi akkibat aliran darah yang tidak adekuat dan suplay oksigen ke jaringan dan metabolism sel menjadi anaerob dominan dengan produksiasam laktat dan asam piruvat.


Penanganan
Ø  Ventilasi : bebas jalan nafas, terapi O2,suhu lingkungan yang netral, keseimbangan asam basa
Ø  Perbaikan sirkulasi : beri cairan (10-20 ml/kg BB) dalam waktu 15-20 menit lanjutkan pemberian koloid (albumin/darah)
Ø  Hal umum : posisi datar, tungkai ditinggikan, suhu hangat, tenang
Ø  Observasi cairan, sirkulasi, O2, perfusi, tanda komplikasi, penuh nutrisi

Fraktur
Putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan, tulang rawan sendi
Etiologi
1.      Infant : trauma persalinan, kecelakaan
2.      Childhood : jatuh
3.      Usia sekolah : kecelakaan sepeda
Patofisiologi
1.      Kekuatan langsung : energi kinetik mengenai lokasi fraktur → tulang tidak dapat menahan kekuatan gaya energi kinetik
2.      Kekuatan tidak langsung : energi kinetik ditransmisikan dari tulang/ bagian tulang yang menerima gaya energi kinetik ke tulang yang lebih lemah sehingga fraktur terjadi pada tempat/ tulang yang lebih lemah
Manifestasi Klinik
1.      Bengkak
2.      Nyeri/ tegang
3.      Fungsi berkurang
4.      Kekakuan otot yang berat
5.      Memar
6.      Deformitas
7.      Perdarahan berat
8.      Kerusakan struktur jaringan sirkulasi dan neurologis
Fraktur pada neonates dapat meliputi :
1.      Fraktur Tulang Tengkorak
Trauma lahir ini jarang terjadi karena tulang tengkorak bayi masih cukup lentur dan adanya daya molase pada sutura tulang tengkorak. Trauma ini biasanya ditemukan pada kesukaran melahirkan kepala bayi yang mengakibatkan terjadinya tekanan yang keras pada kepala bayi oleh tulang pelvis ibu. Kemungkinan lain terjadinya trauma ini adalah pada kelahiran dengan cunam, yang disebabkan oleh jepitan keras cunam pada tulang tengkorak. Jenis trauma lahir fraktur tulang tengkorak pada bayi baru lahir umumnya berupa fraktur linier atau fraktur depresi, fraktur basis kranii jarang terjadi.
2.      Fraktur Tulang Muka
Trauma lahir ini dapat terjadi pada kesukaran melahirkan kepala, baik pada kelahiran dengan tarikan cunam atau kelahiran sungsang. Pada kelahiran dengan tarikan cunam, trauma terjadi sebagai akibat daun cunam mengenai muka.
3.      Fraktur Tulang Klavikula
Fraktur tulang klavikula merupakan trauma lahir pada tulang yang tersering ditemukan daripada trauma tulang lainnya. Trauma lahir ini dapat ditemukan pada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu melahirkan bahu, atau sering pula ditemukan pada lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas.
4.      Fraktur Tulang Humerus
Fraktur tulang humerus lebih jarang terjadi dibandingkan dengan fraktur tulang klavikula. Fraktur tulang humerus umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas. Kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit inilah merupakan penyebab terjadinya fraktur tulang humerus. Pada kelahiran presentasi kepala dapat pula ditemukan fraktur ini bila terjadi tekanan yang keras dan langsung pada tulang humerus oleh tulang pelvis.
5.      Fraktur Tulang Femur
Trauma lahir ini jarang terjadi. Umumnya fraktur terjadi pada kelahiran sungsang dengan kesukaran melahirkan kaki. Letak fraktur dapat terjadi di daerah epifisis, batang tulang, atau leher tulang femur.
Masalah
1.      Nyeri
2.      Resiko perdarahan
3.      Gangguan mobilitas fisik
4.      Resiko infeksi
Penanganan
A.    Reduksi; kriteria pemakaian metoda reduksi : usia anak, derajat pergeseran, edema, kondisi kulit dan jaringan lunak, sensasi dan sirkulasi fraktur
B.     Traksi; tujuan:
1.      Melemaskan otot-otot yang mengalami fraktur dan mengurangi spasme otot sehingga tulang dapat diluruskan
2.      Meletakkan pos ujung tulang proximal dan distal sesuai kesejajarannya untuk penyembuh
3.      Imobilisasi letak fraktur sampai kesejajarannya dapat diperoleh dan penyembuhan yang memuaskan sudah memungkinkan untuk pemasangan gips
Penatalaksanaan
1.      Mengontrol nyeri, perdarahan, edema
2.      Membebaskan spasme otot
3.      Menyembuhkan kerusakan daerah fraktur
4.      Imobilisasi fraktur sampai penyembuhan
5.      Pencegahan komplikasi sekunder
6.      Mengembalikan fungsi
Pembedahan
1.      Persiapan fisik dan psikososial
2.      Pemberian informasi sebelum op
3.      Mengenalkan anak pada benda yang tidak dikenal



Trauma Cerebral (Gegar otak)
A.    Definisi           :
Head injury : proses patologik yang mengenai kulit, tulang kepala, meningen/jaringan otak akibat kekuatan mekanik
B.     Etiologi : jatuh, kecelakaan, tertabrak, child abuse
C.     Patofisiologi
Trauma → injury (kompresi, teriris, sobekan) → perdarahan/edema cerebral, terjadi gangguan perfusi jaringan dari pembuluh darah pada jaringan yang terkena sehingga dapat menyebabkan :
1.      Tekanan di pusat pernafasan (gangguan respirasi)
2.      Konsentrasi turun
3.      Daya serap persepsi turun
4.      Kesadaran menurun (defisit cairan dan reflek telan terganggu) menjadikan pemasukan nutrisi terganggu
D.    Manifestasi Klinik
1.      Gangguan kesadaran
2.      Bingung
3.      Pupil abnormal
4.      Defisit neurologis yang tiba-tiba
5.      Perubahan tanda-tanda vital
6.      Kerusakan visual dan pendengaran
7.      Disfungsi sensori
8.      Sakit kepala (vertigo)
9.      Gangguan pergerakan
10.  Kejang
E.     Masalah
1.      Gangguan respirasi
2.      Gangguan tingkat kesadaran
3.      Defisit volume cairan
4.      Perubahan nutrisi
5.      Resiko injuri
6.      Gangguan respon dan orientasi
Penanganan
1.      Kaji kondisi anak (ABC , Airway, Breathing, Circulation)
2.      Bersihkan luka dengan sabun dan air, balut kasa bersih jika perdarahan : es selama 1 jam mengurangi nyeri dan bengkak)
3.      Jangan sedatif dan analgetik
4.      Cek reaksi pupil setiap 4 jam selama 48 jam (2 hari)
5.      Bangunkan sedikitnya 2x pada malam hari
6.      Temani anak-anak saat tidur setidaknya untuk 2 malam
7.      Perhatian ketat bila : injuri akibat kecelakaan tinggi, jatuh dari jarak tinggi, terkena lemparan kuat, usia < 6 bulan, muntah-muntah, tingkah laku tidak normal, sukar bicara, pupil dilatasi/ mengecil, sukar menggerakkan tangan, penglihatan kabut
Daftar Pustaka

Price, Sylvia A.1994.Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit.EGC:Jakarta
Balai Penerbit FKUI.1996.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak.Gaya Baru:Jakarta
Fraser, Dian M.2009.Myles, Buku Ajar Bidan.EGC : Jakarta

No comments:

Post a Comment